RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pembelajaran : MAS
Islamiyah
Mata Pelajaran : Akidah
Akhlaq
Kelas/ Semester : XII/
Ganjil
Materi Pokok : Adab
Pergaulan Dalam Islam
Alokasi Waktu : 2 jp (1
x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberdayaan.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan
(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, tekhnologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4. Mengolah, mengaji dan menalar dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1.3. Menghayati adab yang baik dalam
bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan
jenis
2.3. Terbiasa beradab yang baik dalam
bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan
jenis
3.3. Memahami adab bergaul dengan orang
yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis
3.4. Mensimulasikan adab bergaul dengan
orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis
C. Indikator
3.3.1. Menjelaskan pengertian teman
sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis
3.3.2. Menjelaskan adab bergaul dengan teman sebaya, yang lebih
tua, yang lebih muda dan lawan jenis.
3.3.3. Menjelaskan larangan dalam bergaul dengan teman sebaya,yang lebih
tua, yang lebih muda dan lawan jenis.
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode CTL dan strategi Information
Search peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian teman sebaya, yang
lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis dengan benar.
2. Menjelaskan adab bergaul dengan teman
sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis dengan benar
3. Menjelaskan larangan dalam bergaul dengan
teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis dengan benar.
(Materi Konseptual)
E. Materi Pembelajaran
adab (ادب) dalam bahasa arab yang artinya budi pekerti, tata krama,
atau sopan santun. arti adab secara keseluruhan yaitu segala bentuk sikap,
prilaku atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan,
kebaikan, budi pekerti atau akhlak. orang yang beradab adalah orang yang
selalu menjalani hidupnya dengan aturan atau tata cara.
Adab adalah norma atau
aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturanagama,
terutama Agama
Islam. Norma tentang
adab ini digunakan dalam pergaulan antarmanusia, antartetangga, dan antarkaum.
Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan
tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama Islam. Namun, dalam
perkembangannya, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan dari segi kesopanan
secara umum dan tidak khusus digabungkan dalam agama Islam.
1. ADAB
BERGAUL TERHADAP ORANG YANG LEBIH MUDA
(Materi
Konseptual)
a.
Pengertian orang
yang lebih muda
Pemuda
dalam bahasa Arab disebut dengan syabab atau fata. Hal tersebut dapat dijumpai
di dalam al-Qur’an dan hadis nabi. Di dalam al-Qur’an terdapat dalam firman
Allah Swt.
قَالُواْ سَمِعۡنَا فَتٗى يَذۡكُرُهُمۡ يُقَالُ لَهُۥٓ إِبۡرَٰهِيمُ ٦٠
“Mereka
berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang
bernama Ibrahim”. (QS. An-Anbiya(21):60)
Sementara
di dalam hadis Rasullullah saw. Bersabda :
Artinya : “Ada
tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan oleh Allah dalam
naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada perlindungan (sama sekali) kecuali
perlindungan dariNya: Seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh
dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah, seseorang yang hatinya senantiasa terkait
kepada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul
dan berpisah karenaNya, seorang laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu
yang dilarang agama) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan danberkumpul
dan berpisah karenaNya, seorang laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu
yang dilarang agama) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan cantik,
maka ia berkata: “Aku takut kepada Allah Swt. “Seseorang yang bersedekah lalu
ia menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
disedekahkan oleh tangan kanannya serta seseorang yang berdzikir kepada Allah
dalam kesunyian lalu kedua matanya meneteskan air mata. (HR. Bukhari-Muslim)
Sementara
dalam bahasa Indonesia pemuda berarti orang yang belum sampai setengah umur dan
merupakan lawan kata tua.
Orang
yang lebih muda yang dimaksud disini adalah anak kecil atau remaja dan para
pemuda.
Dalam
bergaul dengan anak kecil Rasullullah saw. Memberi teladan saat beliau mencium
Hasan dan Husein di hadapan al Aqra bin Habis yang terheran-heran lalu ia
berkata: “Wahai Rasullullah Saw saya mempunyai sepuluh orang anak, tetapi tidak
ada seorangpun yang pernah aku cium seperti engkau ini”. Rasullullah Saw
memandangnya dan berkata: “Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia,
niscaya tidak akan disayangi oleh Allah”. (HR. Bukhari Muslim)
Karena
pemberian rahmat Allah Swt itulah Rasullullah Saw senantiasa merasa senang dan
berusaha menggembirakan hati anak-anak kecil, menghibur dan bila ada tamu yang
mengunjunginya dan membawa oleh-oleh, maka sosok yang diberikan terlebih dahulu
adalah anak-anak.
Demikian
pula bergaul terhadap remaja. Remaja adalah masa pencarian jati diri. Remaja
merupakan kelompok maasyarakat yang biasanya kreatif dan inovatif. Hal ini juga
terjadi dalam pergaulan mereka. Oleh karena itu banyak dijumpai para remaja
yang berusaha menonjolkan identitas pribadi atau kelompoknya. Mereka biasanya
akan meniru siapa saja yang menurut mereka layak untuk ditiru seperti guru,
ulama, artis, dan para tokoh lainnya. Dalam beberapa kejadian ditemukan banyak
penyimpangan yang di lakukan oleh para remaja ini seperti adanya komunitas ataugang yang
identik dengan perilaku buruk seperti gang motor dan sebagainya.
Islam
memberi perhatian sangat besar terhadap upaya perbaikan mental kaum muda.
Karena generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa yang akan datang.
Merekalah pondasi yang menopang masa depan umat islam. Adab bergaul dengan
orang yang lebih muda pada dasarnya ditunjukan untuk menjadikan generasi yang
dapat menggantikan tongkat estafet pengembangan umat yang lebih baik.
Al-Qur’an
menceritakan tentang potret pemuda Ashabul Kahfi sebagai kelompok pemuda yang
beriman kepada Allah dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari
agama Allah Swt. Sehingga Allah menyelamatkan para pemuda tersebut dengan
menidurkan mereka selama 309 tahun. Allah Swt, berfirman:
وَلَبِثُواْ فِي كَهۡفِهِمۡ ثَلَٰثَ مِاْئَةٖ سِنِينَ وَٱزۡدَادُواْ
تِسۡعٗا ٢٥
Artinya : “Dan
mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan tambah Sembilan tahun
(lagi)”. (QS. Al-Kahfi:25)
(Materi Prosedural)
b.
Tata Cara Bergaul
dengan Orang Lebih Muda
1)
Memberi nasehat
dengan bijak
Kalangan
muda khususnya remaja dan pemuda adalah masa pancaroba. Masa muda mempunyai
posisi yang sangat penting. Para pemuda dituntut untuk memberikan sumbangsihnya
dalam membangun kemajuan. Bersamaan dengan itu, masa muda juga merupakan masa
yang penuh dengan godaan untukmemperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang
sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak
dalam pikiran maupun jiwa, yang tidak jarang menyebabkan hidupnya terguncang.
Oleh karena itu perlu mendapat nasehat dari orang yang lebih tua.
Yang
menjadikan mereka mengikuti kita adalah kelemahan dan kelembutan sikap kita,
Allah swt. Berfirman:
فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ
ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ
وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ
ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ ١٥٩
Artinya : “Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka
sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”(QS. Ali
‘Imran (3):159)
Dengan
demikian orang tua yang bijak adalah orang tua yang berupaya secara bijak
mengajak anaknya kepada jaln yang benar. Hal ini seperti kisah Nabi
Yusuf AS
“Dan
tatkala Dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu. Demikianlah
Kami member Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dan wanita (Zulaikha)
yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya)
dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata:”Marilah ke sini!” Yusuf berkata:
“Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan
baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya
wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun
bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikan Dia tidak melihat tanda
(dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran
dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”
Rasulullah
saw. Sendiri sering memberikan arahan dan nasehat kepada para pemuda.
“Wahai
para pemuda, barangsiapa diantara kamu semua yang mampu (menikah), maka
menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan.
Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena hal itu
sebagai perisai.”(HR. Bukhari Muslim)
2)
Mempererat
Persaudaraan
Allah
swt. Berfirman:
لَن تَنَالُواْ ٱلۡبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا
تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٞ ٩٢
Artinya : “Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu nafkahkan
Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali “Imran:92)
Dalam
hadis lain Rasullullah saw. Bersabda:
"Diriwayatkan
dari Abi Musa ra. Dia berkata,”Rasullullah saw. Pernah bersabda:
‘Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang
bagian-bagiannya saling mengokohkan.”(HR. Bukhari)
3)
Memberi perhatian
dan kasih sayang
Rasullullah
saw.bersabda:
“Rasulullah
saw. Bersabda: Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda,
maka kau akan menemaniku di surga.”(HR. Baihaqi)
“Dari
Abu Hurairah ra berkata: “Kalian tidak akan masuksurga hingga kalian beriman.
Dan kalian tidak (dikatakan) beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku
beritahu pada kalian pada satu hal, yang jika kalian lakukan,maka kalian akan
saling mencintai?(Yaitu) sebarkanlah salam diantara kalian.”(HR. Muslim)
4)
Memberi teladan
yang baik
Firman Allah :
وَإِنَّكَ
لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ ٤
Artinya : “Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(QS. Al-Qolam:4)
Keluarga
merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh besar terhadap
perkembangan anak-anak, remaja, dan pemuda. Allah swt. Berfirman:
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS.
At-Tahrim(66):6)
5)
Melakukan pembinaan
dengan baik
Firman Allah :
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ
أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن
شَيۡءٖۚ كُلُّ ٱمۡرِيِٕۢ بِمَا كَسَبَ رَهِينٞ ٢١
Artinya : “Dan
orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan,
Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi
sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang
dikerjakannya.”(QS. At-Thur:21)
Rasulullah
saw. Bersabda:
“Dari
Anas ibn Malik dari Nabi saw. Bersabda: Mudahkanlah dan jangan mempersulit dan
berilah kabar gembira dan jangan menakut-nakuti. Rasulullah saw.suka memberikan
keringanan dan merahasiakan (amal saleh) kepada manusia.”(HR.Bukhari)
6)
Memberikan
penghargaan atas capaian prestasi
Firman Allah :
مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ
فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ
مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٩٧
Artinya : “Barangsiapa
yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, Maka sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala
yan lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. An-Nahl:97)
Abu
Hurairahra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih
baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dan dalam segala
sesuatu ia dipandang lebih baik. Raihlah apa yang memberikan manfaat bagimu.
Minta tolonglah kepada Allah. Janganlah lemah! Kalau engkau tertimpa sesuatu,
janganlah berkata, kalau aku berbuat begini, pasti begini dan begitu tetapi
katakanlah “Allah swt telah menentukan dan Allah menghendaki aku untuk berbuat
karena kata “kalau” akan mendorong pada perbuatan setan”. (HR. Muslim)
(Materi Prinsipal)
c.
Larangan dalam
bergaul dengan yang lebih muda
1)
Tidak meminta
penghormatan yang berlebihan
Rasulullah
saw bersabda dalam sebuah dari Umar bin Khattab ra.
“Janganlah
kalian memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji ‘isa bin Maryam.
Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah: hamba Allah dan
Rasul-Nya.”(HR. Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)
2)
Antipati
Antipati
yaitu sikap tidak percaya kepada seseoranng atau suatu komunitas.
Rasulullah
saw bersabda:
“Anas
ra berkata,bahwa Nabi saw bersabda: “Tidaklah termasuk beriman seseorang di
antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri”. (HR. Bukhari, Muslim, dan Nasa’i)
3)
Tidak memahami
aktifitas generasi muda
Allah
swt berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٞ مِّن قَوۡمٍ
عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ خَيۡرٗا مِّنۡهُمۡ
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka”.
(QS.Al-Hujurat (49):11)
“Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasulullah”
Jauhkanlah diri kamu daripada sangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan,
(hati)”. (HR.Muttafaq ‘Alaih)
2.
ADAB BERGAUL DENGAN
LAWAN JENIS
(materi Konseptual)
a.
Pengertian lawan jenis
Lawan
jenis berarti lawan dari jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan merupakan
makhluk Allah yang telah diciptakan untuk berpasang-pasangan sehingga
wajar,jika terjadi pergaulan diantara mereka. Allah swt berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ
وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ
ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣
Artinya : “Hai
manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat (49): 13)
(Materi Prosedural)
b.
Tata cara bergaul
dengan lawan jenis
1)
Berteman
semata-mata karena Allah
Rasulullah
saw bersabda
“Ada
tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka ia
akan merasakan lezat (manisnya) iman: “Jika ia mencintai Allah dan rasulnya
melebihi yang lainnya; mencintai dan membenci semata-mata hanya karena Allah;
Jika dilemparkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, lebih disukai daripada
berbuat syirik (menyekutukan) Allah”. (HR. Muslim)
Persahabatan
antar lawan jenis dapat dengan mendoakan dengan tulus. Rasulullah saw bersabda
“Jika seseorang
berdoa untuk sahabatnya di belakangnya (jaraknya berjauhan), maka berkatalah
malaikat: “Dan untukmu pun seperti itu”. (HR. Muslim)
2)
Menutup Aurat
Allah
swt berfirman
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ
ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن
يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا ٥٩
Artinya : “Hai
Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang mukmin:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk kenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS.
Al-Ahzab (33): 59)
Hadis
Rasulullah saw
“Wanita
itu adalah aurat.Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki”.(HR.
Tirmidzi)
3)
Menjaga Kemaluan
Allah
swt. Berfirman
قُل لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ وَيَحۡفَظُواْ
فُرُوجَهُمۡۚ ذَٰلِكَ أَزۡكَىٰ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ
٣٠
Artinya :“Katakanlah kepada
orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS.
An-Nur (24): 30)
4)
Menundukan
Pandangan
Rasulullah
Saw bersabda:
“Dari
Abu Hurairah r.a dari Nabi saw. Beliau bersabda: “telah ditentukan bagi anak
adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata
adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah
berbicara, zina tangan adalah memukul, zina kaki adalah berjalan serta zina
hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya dibuktikan oleh
kemaluan”.(HR. Bukhari Muslim)
Dalam
hadis lain dari Jabir bin Abdullah ra berkata:
Aku
bertanya kepada Rasullullah saw mngenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka
beliau memerintahkan supaya memalingkan pandanganku. (HR. Muslim)
5)
Saling bertanggung
jawab
Rasulullah
saw bersabda:
“Seorang
mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan, yang
bagian-bagian saling menguatkan satu sama lain”. (HR. Bukhari)
(Materi Prinsipal)
c.
Larangan dalam
bergaul dengan lawan jenis
1)
Berkhalwat
Dalam
hal ini melalui Uqbah Ibn Amir, Rasulullah saw bersabda:
“Bahwasanya
Rasulullah saw. Bersabda: janganlah kamu masuk ke kamar-kamar perempuan.
Seorang laki-laki Anshar berkata: Ya Rasulullah terangkan padaku bagaimana
hukum masuk ke dalam kamar ipar perempuan. Nabi menjawab; ipar itu adalah
kematian kebinasaan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari
Umar bin Khattab bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
“Janganlah
salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan
mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barang siapa yang bangga
dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang
mukmin”. (HR. Ahmad)
2)
Melakukan pembauran
(ikhtilat) dengan lawan jenis
Allah
swt berfirman:
“Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji,dan suatu jalan yang buruk”.(QS. Al-Isra (17):32)
3)
Bersolek berlebihan
Dalam
hal ini Allah swt berfirman:
وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ
ٱلۡأُولَىٰۖ وَأَقِمۡنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعۡنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ
إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذۡهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجۡسَ أَهۡلَ ٱلۡبَيۡتِ
وَيُطَهِّرَكُمۡ تَطۡهِيرٗا ٣٣
Artinya “Dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah
zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya”. (QS. Al Ahzab (33):33)
(Materi
Prosedural)
3. ADAB
PERGAULAN DENGAN TEMAN SEBAYA
Selaku makhluk sosial, kita tentu tidak akan hidup hanya seorang diri
saja. Kita membutuhkan yang namanya teman dalam hidup kita. Namun, dalam
mencari teman kita harus selektif dan hati-hati. Tidak semua orang harus kita
jadikan teman, dan setelah kita mendapatkannya, kita tidaklah asal-asalan di
dalam bergaul dengannya.
a. Carilah Teman Yang Baik
Dalam mencari teman, carilah teman yang selalu mengingatkan kita dalam
kebaikan, yang bisa menuntun kita menuju jalan-Nya.
Karena teman yang baik bisa menjadi syafa’at bagi kita pada hari kiamat
kelak.
b. Etika Berinteraksi
Ketika kita bertemu dengan seorang Muslim hendaklah kita mengucapkan
salam walaupun kita tidak mengenalnya, dan berilah senyuman karena senyuman itu
sebagian dari ibadah. Dan juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
berintraksi dengan teman sebaya, di antaranya :
1) Menyikapi Teman Sebagai Saudara
Karena umat Muslim itu ibarat satu tubuh, jika ada organ tubuh kita yang
tersakiti maka anggota yang lain juga ikut merasakannya. Sebagaimana hendaknya
kaum Muslimin, jika saudaranya yang satu iman sedang tersakiti, maka kaum
Muslimin yang lainnya akan merasakan sakit tersebut.
Jika teman kita sedang kesulitan maka kita pun harus membantunya, dan
selalu menemaninya baik dikala susah maupun senang.
2) Saling Menghormati dan Menghargai
Kaum Muslimin adalah seluruhnya sama, yang membedakan mereka hanyalah
kadar iman dan takwa masing-masing. Namun, antara satu dengan yang lainnya
haruslah menciptakan rasa hormat dan saling menghargai antara satu dengan yang
lain. Yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda. Jika
terdapat perbedaan pendapat antara satu dengan yang lainnya, hendaknya disikapi
dengan rasa lapang dada dan saling menghargai pendapat. Sebab satiap orang
memiliki pemikiran berbeda-beda. Dan juga tidak semua yang akan menolong kita
adalah berasal dari orang-orang yang memiliki kedudukan atau kekayaan. Bisa
jadi kita dibantu oleh saudara kita yang miskin dan tidak memiliki pangkat.
Sebagaimana sabda Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam,
Artinya
: "Tiadalah kamu mendapat pertolongan dan rezeki, kecuali dari
orang-orang lemah dari kalangan kamu". (HR. Bukhari)
Dari sini jangan sampai kita meremehkan dan tidak menjunjung kehormatan
saudara kita. Sebab sebagaimana yang disebutkan tadi, semua kaum Muslimin itu
sama.
3) Bersikap Amanah (dapat dipercaya) dan Jujur
Apabila teman memberikan amanah terhadap kita,kita harus bisa menjaganya
dan berlaku jujur karena kepercayaan mahal harganya. Jika sebuah kepercayaan
sudah kita ingkari maka kepercayaan untuk kedua kalinya tidak akan sama.
4) Berprasangka Baik
Sebagai kaum Muslimin, hendaknya kita mengedepankan perasangka baik
terhadap saudara kita. Jangan sampai kita mudah su’u dzan (buruk sangka)
terhadap kawan atau saudara kita. Sebab Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda,
إياكم
والظنَّ فإنَّ الظنَّ أكذبُ الحديث
Artinya
: “Jauhilah dari kalian perasangka buruk, sebab perasangka buruk adalah
sedusta-dustanya perkataan” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
5) Niat
Untuk Berteman Bukan Untuk Memanfaatkan
Sering
kita temui dari banyak teman yang hanya memanfaatkan temannya saja. Padahal
tujuan utama dari berteman adalah agar kita mendapatkan tempat tatkala kita
sendiri dan sedang mendapat kesulitan.
Lihatlah
temanmu disaat kamu sedang tertimpa kesulitan, maka kamu akan tahu mana temanmu
yang SEJATI dan mana temanmu yang PENGKHIANAT. Teman sejati akan menemani kita
dikala suka maupun duka. Namun, pengkhianat hanya ada janji belaka, tatkala
kesukaran terjadi ia akan melupakan janjinya.
· Mengalah
Untuk Memulai Pembicaraan
Hendaknya
kita mempersilahkan dia untuk memulai berbicara, sebab kita yang memiliki satu
lisan dan dua telinga, menunjukkan agar kita banyak mendengar dan sedikit
berbicara.
Namun
apabila teman kita pendiam maka hendaklah kita yang memulai pembicaraan
tersebut, agar suasana tidak membosankan ( Boring ). Dan agar tetap terjalin
kebersamaan.
6) Saling
Bekerjasama, Tolong-menolong, dan Melindungi
Artinya
: ”Allah akan slalu menolong hambanya selama hamba itu mau menolong
saudaranya... .”(HR. Muslim)
وَ
تَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَ التَّقْوَى وَ لاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى الإِثْمِ وَ
الْعُدْوَانِ
Artinya
: “Saling tolong-menolonglah kamu di dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah
saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (Qs. Al-Maidah : 2)
7) Saling
Menasehati
إِلا
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ
Artinya
: “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.” (QS. Al-Ashr : 3)
8) Tidak
Mencela dan tidak memanggilnya dengan panggilan yang buruk
Artinya
: “... Cukup seseorang dikatakan jahat apabila ia menghina saudaranya yang
Muslim, diharamkan bagi setiap Muslim atas Muslim lainnya dari darahnya,
hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim)
Artinya
: “Seorang mu’min bukanlah orang yang suka mencela, tidak suka melaknat, tidak
berbuat keji dan tidak berkata kotor.” ( HR Ahmad dan At-Tirmidzi )
9) Tidak
menggunjing (menyebarkan aib dan kekurangannya)
“Wahai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian
prasangka itu adalah dosa. Janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan orang
lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lainnya, apakah
salah seorang di antara kalian suka memakan bangkai saudaranya yang sudah mati
? Tentu kalian tidak menyukainya. Bertaqwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh
Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Hujurot : 12)
10) Tidak
saling mendengki, tidak saling menipu, dan tidak saling membenci
لاَ
تَحَاسَدُوْا وَ لاَ تَنَاجَشُوْا وَ لاَ تَبَاغَضُوْا وَ لاَ تَدَابَرُوْا
Artinya
: ”Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling menipu, jangan saling
membenci dan jangan saling membelakangi!” (HR. Ahmad dan Muslim)
11) Tidak
saling mendzalimi
Ini
sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam hadits qudsi yang berbunyi,
يَا
عِبَادِيْ إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَ جَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ
مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا
12) Jangan
Kau Biarkan Ia Selama Tiga Hari
لاَ
يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ
Artinya :
“Tidak halal bagi seorang Muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga
hari.” (HR Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah
Radhiallahu ‘Anhu berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
‘Tidak halal bagi seorang Mukmin untuk mendiamkan saudaranya yang mukmin di
atas tiga hari, jika telah lewat tiga hari lalu saling bertemu, kemudian salah
satunya mengucapkan salam kepadanya. Jika ia menjawabnya maka mereka berdua
mendapat pahala, namun jika ia tidak menjawabnya, maka yang Muslim telah lepas
dari dosa akibat mendiamkan, dan dosa kembali kepada yang tidak menjawab.” (HR.
Al-Baihaqi).
c. Larangan
bergaul dengan teman sebaya
1)
Bermusuhan
Bermusuhan
artinya tidak ramah atau tidak bersahabat. Oleh karena itu bermusuhan berarti
tindakan tidak bersahabat atau tidak ramah terhadap sesama.
Agama Islam
melarang bermusuhan, apalagi dalam waktu yang cukup lama. Rasulullah Saw
bersabda:
“Tidaklah halal bagi seorang
muslmi mendiamkan (tidak mengajak bicara) sit van in yang muslim lebih dari tiga hari. Jika
keduanya bertemu, lalu ingin memalingkan muka, dan yang lain pun demikian juga.
Dan yang paling baik di antara keduanya adalah yang terlebili dahulu
mengucapkan salam”. (HR. Bukhari Muslim)
Tawuran antar pemuda dan pelajar yang kerap terjadi sudah menjadi
budaya dan trend yang salah di kalangan remaja. Tawuran dapat menyebabkan
perpecahan di kalangan para pelajar dan dapat mengakibatkan korban harta dan
jiwa.
Seorang muslim dilarang saling membenci. Sebab Allah Swt telah
menjadikan mereka teman dan saudara yang saling menyayangi, bukan saling
membenci. Allah
Swt telah
mengharamkan permusuhan dan kebencian . Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran meminum
khamr dan berjudi
itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
shalat; maka berhentilahkamu dari mengerjakan pekerjaan itu”. (QS. AlMaidah(5): 91).
2)
Pergaulan Mebas
Pergaulan bebas merupakan salah
satu akhlak madzmumah(tercela). Bebas di sini berarti telah melewati
norma-norma yang ada, baik norma agama maupun norma sosial. Pergaulan bebas yang
dimaksud adalah berbaurnya kaum lelaki dan perempuan
yang bukan muhrim di suatu tempat di mana mereka dapat saling memandang, memberi isyarat, berbicara, bahkan saling
bersentuhan dan berlanjut kepada perbuatan negatif yang diharamkan. Pergaulan
bebas juga mengakibatkan berkembangnya kebiasaan negatif, seperti berpacaran.
Kebiasaan ini banyak terjadi pada remaja dan umumnya mereka tidak mampu
mengendalikan hawa nafsu. Perilaku seperti ini bisa terjadi karena budaya
menonton film-film yang tidak mendidik yang berasal dari teman sebaya.
Untuk
menghindari pergaulan bebas ini tentu dengan mencari teman sebaya yang shaleh.
Sebagai pemuda janganlah anda berkata:”Saya
tidak akan terpengaruh oleh teman sebaya saya. Saya hanya sekedar
bergaul dan tidak akan mengikuti ucapan dan model pergaulannya yang bebas itu”.
Ungkapan di atas adalah ungkapan yang keliru karena al-Quran telah
menyatakan pengaruh burk teman serta nabi juga telah bersabda bahwa prilaku
teman sangat berpengaruh sekali.
3)
Melanggar norma-norma
Pergaulan yang tidak beretika terkadang dapat melanggar norma
terutama norma agama. Melanggar norma agama berrati melakukan perbuatan yang
tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam agama.. Sedangkan norma masyarakat dan
Negara adalah segala peraturan, baik tertulis maupun tidak tertullis yang ada
dalam masyarakat atau Negara. Mengenai hal ini Allah Swt berfirman:
“Dan
(ingatlah) hari (ketika itu) orang yang
zalim menggigit dua
tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan
bersamasama Rasul”. Kecelakaan
besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman
akrab(ku).Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al
Quran itu telah datang kepadaku. dan
adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia”.(QS. alFurqan(25):2729)
Ayat di atas diturunkan berkenaan dengan persahabatan yang terjadi
antara Ubay bin Khalaf dan Uqbah bin Abi Mu’ith. Suatu saat Uqbah sedang duduk
di sisi Rasulullah Saw mendengarkan sabdanya. Di sisi lain Ubay bin Khalaf
memarahinya secara berlebihan karena suatu hal sampai akhirnya Uqbah tidak kuat
dengan cacian tersebut dan akhirnya ia keluar dari Islam.
Ayat ini tentunya tidak khusus untuk kasus Uqbah melainkan untuk
umum. Dengan demikian hal yang dapat diteladani adalah bahwa persahabatan dapat
mempengaruhi prilaku. Andai saja saat itu Ubay tidak memaki sahabatnya, niscaya
Uqbah tetap menjadi sahabatnya yang baik.
Oleh karena itu dalam memilih teman harus benar-benar selektif
karena yang dimaksud dengan “menggigit
tangan” pada ayat di atas maksudnya adalah menyesali perbuatannya karena gegabah dalam mengambil sikap.
Sementara yang dimaksud dengan si Fulan adalah
setan atau orang yang telah menyesatkannya di dunia, yaitu teman atau sahabat
kita.
Diantara perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama, masyarakat
dan Negara antara lain :
a)
Berzina
Berzina adalah hubungan suami
istri yang tidak
terikat dengan pernikahan
(perkawinan). Di antara akibat buruk berzina adalah
berkurangnya iman, hilangnya sikap menjaga diri dari perbutan dosa,
memiliki kepribadian buruk dan tidak memiliki rasa cemburu. Berzina dapat
menghilangkan rasa malu, padahal dalam Islam rasa malu merupakan suatu hal yang
sangat diperhatikan dan ia merupakan sebagian dari iman apalagi bagi seorang
perempuan. Perzinahan juga menyebabkan
menularnya
penyakit-penyakit berbahaya seperti AIDS dan penyakit-penyakit lainnya
yang ditularkan melalui hubungan seksual. Dalam Islam perzinahan juga merupakan
salah satu dosa besar. Allah Swt
berfirman:
“Perempuan yang berzina dan lakilaki yang
berzina, Maka deralah tiaptiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah,
jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan)
hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orangorang yang beriman”. (QS. alNur(24): 2)
b)
Minuman keras
Pergaulan terkadang ditambah dengan hal-hal yang sebenarnya tidak
bermanfaat. Banyak hal yang menyebabkan orang melakukan hal-hal yang tidak bermanfaatsepertiberfoya-foyaataumenghabiskanmasamudaspertimengkonsumi
minuman keras. Minuman keras haram hukumnya dan meminumnya termasuk
salah satu dosa besar juga. Allah swt berfirman:
“Hai orangorang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan
panah,
adalah
Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan.” (QS. AlMaidah(5): 90)
Banyak akibat negatif yang timbul dari mengkonsumsi minuman keras
di antaranya merusak metabolisme tubuh. Menurut penelitian University of Maryland Medical
Center penggunaan alkohol dapat menyebabkan penyakit lever (hati kronis).
Minuman keras juga juga dapat mengakibatkan gagal liver. Dari minuman keras, terutama ketika peminumnya mabuk,
maka hilanglah akalnya.
Di sini seseorang
tidak sadar bahwa kemaksiatan lain segera mengikutidi antaranya berkata kotor, tindak
kekerasan, pencurian, pemerkosaan dan lain-lain. Dari Amr bin Ash
Rasulullah Saw bersabda:
“Khamr itu adalah induk keburukan (ummul khobaits) dan barangsiapa
meminumnya maka Allah tidak menerima sholatnya 40 hari. Maka apabila ia mati
sedang khamr itu ada di dalam perutnya
maka ia mati dalam keadaan bangkai jahiliyah”. (HR At Thabrani dan AdDaraquthni)
a)
Narkoba
Narkoba singkatan dari narkotika dan obat-batan terlarang . ada
istilah lain yaitu Napza yang beraati napza atau narkotika, psikotropika dan
zat Adiktif. Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin
menggunakan kembali karena terdapat zat-zat tertentu yang mengakibatkan
seseorang cenderung menjadi kecanduan karena secara tidak langsung ia dapat
memutuskan syaraf- syaraf dalam otak.
Jika terlalu lama dikonsumi seseorang akan memiliki ketergantungan
yang tinggi terhadap narkoba dan lambat laun dapat merusak organ tubuh manusia
dan jika penggunaannya sudah melebihi takaran, maka si pengguna akan mensgalami
overdosis dan pada akhirnya akan berujung pada kematian. Hukum mengkonsumsi
Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan lainnya, yaitu diharamkan.
Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan atau menurunkan kesadaran
akal, haram
untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan.
“Menghalalkan
bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”
(QS. AlA’raf(7): 157)
Mengenai larangan mengkonsumi barang yang memabukkan dari Ummu
Salamah Rasulullah Saw bersabda:
“Rasulullah SAW melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir
(yang membuat lemah) (HR. Abu Daud)
4. ADAB
PERGAULAN DENGAN LEBIH TUA
(Materi Konseptual)
Sabagai umat Islam kita harus menghormati dan memuliakan orang yang
lebih tua dari kita. Karena yang demikian itu merupakan ajaran akhlak Islam
yang paling ditekankan sebagai sikap terpuji yang mempunyai nilai kewajiban
Ilahi.
Terutama kepada orang yang paling dekat dan yang paling berjasa dengan
kita, seperti orang tua kita sendiri, yang telah bersusah payah melahirkan
kita, membesarkan dan mengasuh kita sejakkecil hingga dewasa.
Maka prioritas utama kita dahulukan kepada keduanya sebelum kita
menghormati dan memuliakan orang lain.
Allah swt. berfirman yang artinya : "Dan Tuhanmu telah mempertahankan
agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu
bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai usia
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan
keduanya perkataan "AH" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan
ucapkanlah keduanya perkataan yang baik.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagai mereka berdua
telah mendidik aku waktukecil". ( QS. Al-Isra : 23-24 )
Makna yang terkandung dalam ayat tersebut diatas adalah menghendaki kita
agar berbuat baik, ramah, berakhlak mulia, bersikap taa't kepada ibu dan bapak.
Sikap dan perbuatan menghormati orang yang lebih tua itu kecuali merupakan
kewajiban Ilahi, juga memiliki nilai kemanusiaan yang sangat tinggi. Sebab itu
merupakan kewajiban Ilahi maka sebagai imbalan kebaikannya, Allah swt. akan
memberikan pahala yang besar kepada yang mampu bersikap demikian itu.
Lebih-lebih kesediaan menghormati dan menghargai jasa pendahulu kita
yang didasari dengan sikap ikhlas dengan motiv ingin mendapat ridlo Allah,
niscaya Allah swt memberikan pertolongan dan perlindungan kepada siapa saja
yang bersikap demikian.
Setiap orang muslim harus berlaku hormat terhadap orang-orang muslim
yang sudah lanjut usia / orang tua, orang tua yang paling dekat dari kita
adalah orang tua kita yaitu ibu bapak. karenanya berlaku sopan, hormat dan
memuliakannya adalah merupakan kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar.
Sikap lemah lemah lembut, ramah, dan patuh kepada kedua ibu dan bapak
adalah satu bukti bahwa si anak memiliki rasa terima kasih dan sebagai bahwa
dia adalah termasuk anak yang saleh / salehah.
(Materi Prosedural)
a.
Tata cara bergaul dengan orang yang lebih tua
1)
Berlaku Sopan
Orang yang beriman akan menunjukkan perhatian
kepada orang yang lebih tua khususnya kepada orang tua yang telah melahirkannya
dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat, menanamkan kasih sayang bagi
mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan berusaha menyenangkan hati mereka
dengan perilaku baik dan bijak.
Demikian pula pergaulan kita dengan guru. Bergaul
dengan guru yang umumnya lebih tua dari kita berarti bergaul dengan orang yang
berpendidikan atau orang yang berilmu. Apabila berprilaku sopan kepadanya
niscaya ia akan senang dan mendoakan sehingga ilmu yang didapatkan menjadi ilmu
yang bermanfaat.
2)
Berkata Santun
Salah satu bentuk sikap santun kepada orang tua
atau orang yang lebih tua adalah jangan bersuara lebih keras dari suara mereka,
memutus pembicaraan, berbohong, mengejutkan mereka saat sedang tidur atau
meremehkan.
3)
Menolak dengan halus prilaku buruk
Dalam hal tertentu mungkin orang tua atau orang
yang lebih tua melakukan hal-hal yang kurang sesuai dengan ajaran agama. Orang
yang lebih tua yang berprilaku buruk adalah orang yang tidak menanamkan
nilai-nilai yang baik sehingga anak atau orang yang lebih muda tidak memberi
apresiasi kepadanya.
4)
Menghormati dengan Ikhlas
Termasuk cabang ilmu iman adalah mencintai dan
menghormati orang yang lebih tua dari kita. Berbuat baik kepada kedua orang tua
harus diupayakan secara maksimal. Jika anak ingin memberikan sesuatu kepada
orang tuanya, maka berikanlah yang terbaik sebab yang terbaik saja belum tentu
seimbang dengan jerih payah dan pengorbanan keduanya.
5)
Mendahulukan orang yang lebih tua
Mendahulukan orang lain apalagi kepada orang lain
apa lagi kepada orang yang lebih tua dalam hal-hal duniawi sangat dianjurkan
oleh agama. Tidak mendahului yang dimaksud di sini ialah mengutamakan dan
memberi kesempatan kepada mereka terlebih dahulu.
(Materi Prinsipal)
b.
Larangan bergaul dengan orang yang lebih tua
1)
Melawan atau durhaka
Durhaka berarti tidak setia atau berkhianat. Kebalikannya adalah berbuat
baik kepada kedua orang tua. Kepatuhan anak kepada kedua orang tuanya ada pada
segala hal yang diperintahkan olehnya. Siapa saja yang durhaka kepada kedua
orang tuanya, maka Allah SWT akan melaknat dan mengharamkan surge baginya.
2)
Arogan
Arogan dalam kamus bahasa Indonesia berarti sombong, congkak, angkuh,
mempunyai perasaan atau superioritas yang dimanifestasikan dalam sikap suka
memaksa atau pongah. Sikap arogan merupakan kesombongan diri terhadap orang
lain karena seseorang merasa memiliki kelebihan dalam hal kekayaan, kepandaian,
ketampanan, kecantikan, kekuatan fisik yang semata-mata untuk menutupi
kelemahannya.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan :
Scientifik
2. Strategi :
Information search
3. Metode :
Tanya jawab, Diskusi
G. Media dan Alat Pembelajaran
1. Media :
Visual
2. Alat :
Hand Out, Power Point, Laptop, LCD Proyektor.
H. Sumber Belajar
1. Buku Siswa Akidah Akhlaq Madrasah Aliyah
Kelas XII 2015, Jakarta Kementrian Agama Republik Indonesia
2. Etika Membangun Masyarakat Islam Modern,
Srijani DKK, Yogyakarta: Graha Ilmu
3. Kumpulan Adab Islam, Fuad bin Abdil Aziz
asy-Syalhub. Bogor: Griya Ilmu
I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No
|
Kegiatan
|
Wkt
|
1.
|
Awal
a.
Orientasi
- Membuka
pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
-
Menyapa dan memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat
duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
b.
Motivasi Awal
-
Memberikan motivasi awal kepada peserta didik bertujuan ubtuk
membangkitkan semangat peserta didik, agar semangat dalam menuntut ilmu,
karena Allah menjanjikan akan menaikkan derajat bagi orang yang berilmu.
c.
Tujuan
-
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik
d.
Apersepsi Dan Pre Tes
-
Mengajukan
pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan tema “Adab
Pergaulan dalam Islam”
e. Skenario
Pembelajaran
-
Guru
menyampaikan cakupan materi yang akan disampaikan yang akan disampaikan pada
pertemuan ini.
|
10 menit
|
2.
|
Kegiatan Inti
a.
Mengamati
-
Peserta
didik mengamati soal terkait dengan adab pergaulan dalam islam yang disajikan
oleh guru.
b.
Menanya
- Peserta didik Mengajukan pertanyaan terkait
dengan kejelasan soal tentang adab pergaulan dalam
islam.
- Peserta didik menanya terkait dengan kejelasan soal tentang adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan
lawan jenis.
c.
Menalar
-
Secara berkelompok berdiskusi terkait dengan adab pergaulan dalam Islam .
-
Secara berkelompok atau perorangan mencari informasi terkait dengan adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang
lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.
d.
Mencoba
-
Peserta
didik meninjau kembali jawaban peserta didik terkait pertanyaan tentang adab
pergaulan dalam Islam dengan bimbingan guru.
-
Peserta
didik mengembangkan jawaban perihal adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang
lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.
e.
Komonikasi
-
Peserta
didik mencatat/ memperbaiki jawaban untun kemudian dilaporkan secara
tertulis.
|
70 menit
|
3.
|
Penutup
a. Kesimpulan
- Guru dan peserta didik secara bersama-sama menyimpulkan
materi yang baru saja dipelajari tentang penjelasan pergaulan dalam islam.
b. Evaluasi Dan
Post test
-
Memberikan post test kepada peserta didik dengan
memberikan pertanyaan secara lisan.
1)
Sebutkan pengertian teman sebaya, yang lebih
tua, yang lebih muda dan lawan jenis.!
2)
Bagaimanakah cara bergaul yang baik dengan
teman sebaya?
3)
Bagaimanakah cara bergaul dengan orang yang
lebih muda?
4)
Hal-hal apa sajakah yang dilarang dalam
pergaulan dengan orang yang lebih tua?
5)
Bagaimana cara bergaul yang baik dengan lawan
jenis ?
c. Refleksi
-
Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan
atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai
bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya;
- .
d. Tindak Lanjut
-
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas mandiri tidak terstruktur/ pekerjssn rumah
yang berkaitan dengan materi
- Menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
e.
Motivasi Akhir
- Guru memberikan motivasi akhir pada peserta
didik
f.
Do’a Dan Salam
- Mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucap
salam.
|
10 menit
|
Penilaian Proses dan Hasi Belajar
J.
Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan dengan diskusi kelompok
No
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
Instrumen Penilaian
|
1
2
3
4
|
Disiplin
Tanggung Jawab
Kerja sama
Saling menghormati perbedaan pendapat
|
Pengamatan
|
Proses
|
Lembar Pengamatan
|
K. Penilaian Post Test
Indikator Pencapaian Kompetensi/ Tujuan Pembelajaran
|
Jenis Penilaian
|
Bentuk Penilaian
|
Instrumen
|
Skor
|
1. Menjelaskan pengertian teman sebaya, yang
lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis
|
Uraian
|
Tes Lisan
|
1.
Sebutkan pengertian teman sebaya, yang lebih
tua, yang lebih muda dan lawan jenis.!
|
20
|
2. Menjelaskan adab bergaul dengan teman
sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.
|
|
|
2.
Bagaimanakah cara bergaul yang baik dengan
teman sebaya?
3.
Bagaimanakah cara bergaul dengan orang yang
lebih muda?
4.
Bagaimana cara bergaul yang baik dengan lawan
jenis ?
|
20
20
20
|
3.
Menjelaskan larangan dalam bergaul dengan teman sebaya,yang lebih tua,
yang lebih muda dan lawan jenis.
|
|
|
5.
Hal-hal apa sajakah yang dilarang dalam
pergaulan dengan orang yang lebih tua?
|
20
|
Jumlah
|
100
|
Kunci Jawaban
1.
Orang yg dalam bahasa
Indonesia pemuda berarti orang yang belum sampai setengah umur dan merupakan
lawan kata tua. Orang yang lebih muda yang dimaksud disini adalah anak kecil
atau remaja dan para pemuda.
Orang yg lebih
tua berarti orang yang belum sampai umur kedewasaan dan merupakan lawan kata
muda. Orang yang lebih tua yang dimaksud disini orang tua biologis, guru maupun
orang yg memiliki umur yang lebih tua dari kita.
Lawan jenis berarti
lawan dari jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan merupakan makhluk Allah yang
telah diciptakan untuk berpasang-pasangan.
Teman sebaya iyalah teman
dalam hidup kita, yang memiliki umur maupun status social yang sama dan setingkat
2. Tata
Cara Bergaul dengan teman sebaya
a) Menyikapi Teman Sebagai Saudara
b) Saling Menghormati dan Menghargai
c) Bersikap Amanah (dapat dipercaya) dan Jujur
d) Berprasangka Baik
e) Niat
Untuk Berteman Bukan Untuk Memanfaatkan
f) Saling
Bekerjasama, Tolong-menolong, dan Melindungi
g) Saling
Menasehati
h) Tidak
Mencela dan tidak memanggilnya dengan panggilan yang buruk
i)
Tidak menggunjing
(menyebarkan aib dan kekurangannya)
j)
Tidak saling
mendengki, tidak saling menipu, dan tidak saling membenci
k) Tidak
saling mendzalimi
l)
Jangan Kau Biarkan
Ia Selama Tiga Hari
3.
Tata Cara Bergaul
dengan Orang Lebih Muda
a)
Memberi nasehat
dengan bijak
b)
Mempererat Persaudaraan
c)
Memberi perhatian
dan kasih sayang
d)
Memberi teladan
yang baik
e)
Melakukan pembinaan
dengan baik
f)
Memberikan
penghargaan atas capaian prestasi
4.
Tata cara bergaul
dengan lawan jenis
a)
Berteman
semata-mata karena Allah
b)
Menutup Aurat
c)
Menjaga Kemaluang
d)
Menundukan
Pandangan
e)
Saling bertanggung
jawab.
5.
Larangan bergaul dengan orang yang lebih tua
a)
Melawan atau Durhaka
b)
Arogan
Tugas Terstruktur
Nama :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Waktu :
45 menit
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan
jelas!
1. Bagaimana bergaul yang baik dengan orang
tua?
2. Apa saja larangan bergaul dengan lawan
jenis?
Jawab
1. Tata cara bergaul yang baik dengan orang
tua
a.
Berlaku Sopan
b.
Berkata Santun
c.
Menolak dengan halus prilaku buruk
d.
Menghormati dengan Ikhlas
e.
Mendahulukan orang yang lebih tua
2.
Larangan bergaul dengan lawan jenis
a.
Berkhalwat
b.
Melakukan pembauran
(ikhtilat) dengan lawan jenis
c.
Bersolek berlebihan
Mengetahui,
Pamong MAS Islamiyah
...............................................
|
......................, ......................................
Mahapeserta didik PPL IAIN Pontianak 2018
.................................................
|
Lampiran-lampiran
Lampiran 1:
Tugas Kelompok
Tugas Kelompok
Nama Kelompok :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Alokasi Waktu :
Setiap Kelompok mengerjakan 1 soal/pertanyaan
Lampiran 2: Instrumen Penilaian Tugas Kelompok
Kelompok
|
Anggota
|
Skor Penilaian
|
Jumlah
|
|||
Kerapian
|
Kesesuaian
|
kedisiplinan
|
Kekompakan
|
|||
1
|
|
25
|
25
|
25
|
25
|
100
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|