Kamis, 25 Oktober 2018

contoh RPP akidah akhlak kelas XII


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pembelajaran   : MAS Islamiyah
Mata Pelajaran            : Akidah Akhlaq
Kelas/ Semester           : XII/ Ganjil
Materi Pokok              : Adab Pergaulan Dalam Islam
Alokasi Waktu            : 2 jp (1 x Pertemuan)

A.      Kompetensi Inti (KI)
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2.      Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan  social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberdayaan.
3.      Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tekhnologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.      Mengolah, mengaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.       Kompetensi Dasar (KD)
1.3. Menghayati adab yang baik dalam bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis
2.3. Terbiasa beradab yang baik dalam bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis
3.3. Memahami adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis
3.4. Mensimulasikan adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis


C.      Indikator
3.3.1.  Menjelaskan pengertian teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis
3.3.2.  Menjelaskan adab bergaul dengan teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.
3.3.3. Menjelaskan larangan dalam bergaul dengan teman sebaya,yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.

D.      Tujuan Pembelajaran
Melalui metode CTL dan strategi Information Search peserta didik dapat:
1.      Menjelaskan pengertian teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis dengan benar.
2.      Menjelaskan adab bergaul dengan teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis dengan benar
3.      Menjelaskan larangan dalam bergaul dengan teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis dengan benar.

(Materi Konseptual)
E.       Materi Pembelajaran
adab (ادب) dalam bahasa arab yang artinya budi pekerti, tata krama, atau sopan santun. arti adab secara keseluruhan yaitu segala bentuk sikap, prilaku atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti atau akhlak. orang yang beradab adalah orang yang selalu menjalani hidupnya dengan aturan atau tata cara.
Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturanagama, terutama Agama Islam. Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan antarmanusia, antartetangga, dan antarkaum. Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, kata beradab dan tidak beradab dikaitkan dari segi kesopanan secara umum dan tidak khusus digabungkan dalam agama Islam.

1.      ADAB BERGAUL TERHADAP ORANG YANG LEBIH MUDA
(Materi Konseptual)
a.       Pengertian orang yang lebih muda
Pemuda dalam bahasa Arab disebut dengan syabab atau fata. Hal tersebut dapat dijumpai di dalam al-Qur’an dan hadis nabi. Di dalam al-Qur’an terdapat dalam firman Allah Swt.
قَالُواْ سَمِعۡنَا فَتٗى يَذۡكُرُهُمۡ يُقَالُ لَهُۥٓ إِبۡرَٰهِيمُ ٦٠
“Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”. (QS. An-Anbiya(21):60)
Sementara di dalam hadis Rasullullah saw. Bersabda :
Artinya : “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada perlindungan (sama sekali) kecuali perlindungan dariNya: Seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah, seseorang yang hatinya senantiasa terkait kepada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah karenaNya, seorang laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu yang dilarang agama) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan danberkumpul dan berpisah karenaNya, seorang laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu yang dilarang agama) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan cantik, maka ia berkata: “Aku takut kepada Allah Swt. “Seseorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya serta seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam kesunyian lalu kedua matanya meneteskan air mata. (HR. Bukhari-Muslim)
Sementara dalam bahasa Indonesia pemuda berarti orang yang belum sampai setengah umur dan merupakan lawan kata tua.
Orang yang lebih muda yang dimaksud disini adalah anak kecil atau remaja dan para pemuda.
Dalam bergaul dengan anak kecil Rasullullah saw. Memberi teladan saat beliau mencium Hasan dan Husein di hadapan al Aqra bin Habis yang terheran-heran lalu ia berkata: “Wahai Rasullullah Saw saya mempunyai sepuluh orang anak, tetapi tidak ada seorangpun yang pernah aku cium seperti engkau ini”. Rasullullah Saw memandangnya dan berkata: “Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya  tidak akan disayangi oleh Allah”. (HR. Bukhari Muslim)
Karena pemberian rahmat Allah Swt itulah Rasullullah Saw senantiasa merasa senang dan berusaha menggembirakan hati anak-anak kecil, menghibur dan bila ada tamu yang mengunjunginya dan membawa oleh-oleh, maka sosok yang diberikan terlebih dahulu adalah anak-anak.
Demikian pula bergaul terhadap remaja. Remaja adalah masa pencarian jati diri. Remaja merupakan kelompok maasyarakat yang biasanya kreatif dan inovatif. Hal ini juga terjadi dalam pergaulan mereka. Oleh karena itu banyak dijumpai para remaja yang berusaha menonjolkan identitas pribadi atau kelompoknya. Mereka biasanya akan meniru siapa saja yang menurut mereka layak untuk ditiru seperti guru, ulama, artis, dan para tokoh lainnya. Dalam beberapa kejadian ditemukan banyak penyimpangan yang di lakukan oleh para remaja ini seperti adanya komunitas ataugang yang identik dengan perilaku buruk seperti gang motor dan sebagainya.
Islam memberi perhatian sangat besar terhadap upaya perbaikan mental kaum muda. Karena generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa yang akan datang. Merekalah pondasi yang menopang masa depan umat islam. Adab bergaul dengan orang yang lebih muda pada dasarnya ditunjukan untuk menjadikan generasi yang dapat menggantikan tongkat estafet pengembangan umat yang lebih baik.
Al-Qur’an menceritakan tentang potret pemuda Ashabul Kahfi sebagai kelompok pemuda yang beriman kepada Allah dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari agama Allah Swt. Sehingga Allah menyelamatkan para pemuda tersebut dengan menidurkan mereka selama 309 tahun. Allah Swt, berfirman:
وَلَبِثُواْ فِي كَهۡفِهِمۡ ثَلَٰثَ مِاْئَةٖ سِنِينَ وَٱزۡدَادُواْ تِسۡعٗا ٢٥
Artinya : “Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan tambah Sembilan tahun (lagi)”. (QS. Al-Kahfi:25)

            (Materi Prosedural)
b.      Tata Cara Bergaul dengan Orang Lebih Muda
1)      Memberi nasehat dengan bijak
Kalangan muda khususnya remaja dan pemuda adalah masa pancaroba. Masa muda mempunyai posisi yang sangat penting. Para pemuda dituntut untuk memberikan sumbangsihnya dalam membangun kemajuan. Bersamaan dengan itu, masa muda juga merupakan masa yang penuh dengan godaan untukmemperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran maupun jiwa, yang tidak jarang menyebabkan hidupnya terguncang. Oleh karena itu perlu mendapat nasehat dari orang yang lebih tua.
Yang menjadikan mereka mengikuti kita adalah kelemahan dan kelembutan sikap kita, Allah swt. Berfirman:

فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ ١٥٩

Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka  dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”(QS. Ali ‘Imran (3):159)
Dengan demikian orang tua yang bijak adalah orang tua yang berupaya secara bijak mengajak anaknya kepada jaln yang benar. Hal ini  seperti kisah Nabi Yusuf AS
“Dan tatkala Dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami member Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata:”Marilah ke sini!” Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikan Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”
Rasulullah saw. Sendiri sering memberikan arahan dan nasehat kepada para pemuda.
“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu semua yang mampu (menikah), maka menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena hal itu sebagai perisai.”(HR. Bukhari Muslim)
2)      Mempererat Persaudaraan
Allah swt. Berfirman:

لَن تَنَالُواْ ٱلۡبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٞ ٩٢
Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali “Imran:92)
Dalam hadis lain Rasullullah  saw. Bersabda:
"Diriwayatkan dari Abi Musa ra. Dia berkata,”Rasullullah saw. Pernah  bersabda: ‘Orang mukmin yang satu dengan yang lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan.”(HR. Bukhari)
3)      Memberi perhatian dan kasih sayang
Rasullullah saw.bersabda:
“Rasulullah saw. Bersabda: Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga.”(HR. Baihaqi)
“Dari Abu Hurairah ra berkata: “Kalian tidak akan masuksurga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak (dikatakan) beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku beritahu pada kalian pada satu hal, yang jika kalian lakukan,maka kalian akan saling mencintai?(Yaitu) sebarkanlah salam diantara kalian.”(HR. Muslim)
4)      Memberi teladan yang baik
Firman Allah :
 وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ ٤
Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(QS. Al-Qolam:4)
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan anak-anak, remaja, dan pemuda. Allah swt. Berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At-Tahrim(66):6)
5)      Melakukan pembinaan dengan baik
Firman Allah :

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَيۡءٖۚ كُلُّ ٱمۡرِيِٕۢ بِمَا كَسَبَ رَهِينٞ ٢١
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”(QS. At-Thur:21)
Rasulullah saw. Bersabda:
“Dari Anas ibn Malik dari Nabi saw. Bersabda: Mudahkanlah dan jangan mempersulit dan berilah kabar gembira dan jangan menakut-nakuti. Rasulullah saw.suka memberikan keringanan dan merahasiakan (amal saleh) kepada manusia.”(HR.Bukhari)
6)      Memberikan penghargaan atas capaian prestasi
Firman Allah :

مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٩٧
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yan lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. An-Nahl:97)
Abu Hurairahra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dan dalam segala sesuatu ia dipandang lebih baik. Raihlah apa yang memberikan manfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah. Janganlah lemah! Kalau engkau tertimpa sesuatu, janganlah berkata, kalau aku berbuat begini, pasti begini dan begitu tetapi katakanlah “Allah swt telah menentukan dan Allah menghendaki aku untuk berbuat karena kata “kalau” akan mendorong pada perbuatan setan”. (HR. Muslim)

            (Materi Prinsipal)
c.       Larangan dalam bergaul dengan yang lebih muda
1)      Tidak meminta penghormatan yang berlebihan
Rasulullah saw bersabda dalam sebuah dari Umar bin Khattab ra.
“Janganlah kalian memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji ‘isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya.”(HR. Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)
2)      Antipati
Antipati yaitu sikap tidak percaya kepada seseoranng atau suatu komunitas.
Rasulullah saw bersabda:
“Anas ra berkata,bahwa Nabi saw bersabda: “Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari, Muslim, dan Nasa’i)
3)      Tidak memahami aktifitas generasi muda
Allah swt berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٞ مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ خَيۡرٗا مِّنۡهُمۡ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka”. (QS.Al-Hujurat (49):11)
“Dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasulullah” Jauhkanlah diri kamu daripada sangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan, (hati)”. (HR.Muttafaq ‘Alaih)

2.      ADAB BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS
(materi Konseptual)
a.       Pengertian lawan jenis
Lawan jenis berarti lawan dari jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan untuk berpasang-pasangan sehingga wajar,jika terjadi pergaulan diantara mereka. Allah swt berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat (49): 13)

            (Materi Prosedural)
b.      Tata cara bergaul dengan lawan jenis
1)      Berteman semata-mata karena Allah
Rasulullah saw bersabda
“Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka ia akan merasakan lezat (manisnya) iman: “Jika ia mencintai Allah dan rasulnya melebihi yang lainnya; mencintai dan membenci semata-mata hanya karena Allah; Jika dilemparkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, lebih disukai daripada berbuat syirik (menyekutukan) Allah”. (HR. Muslim)
Persahabatan antar lawan jenis dapat dengan mendoakan dengan tulus. Rasulullah saw bersabda
“Jika seseorang berdoa untuk sahabatnya di belakangnya (jaraknya berjauhan), maka berkatalah malaikat: “Dan untukmu pun seperti itu”. (HR. Muslim)
2)      Menutup Aurat
Allah swt berfirman

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا ٥٩
Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk kenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab (33): 59)
Hadis Rasulullah saw
“Wanita itu adalah aurat.Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki”.(HR. Tirmidzi)
3)      Menjaga Kemaluan
Allah swt. Berfirman

قُل لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ وَيَحۡفَظُواْ فُرُوجَهُمۡۚ ذَٰلِكَ أَزۡكَىٰ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ ٣٠
Artinya :“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. An-Nur (24): 30)
4)      Menundukan Pandangan
Rasulullah Saw bersabda:
“Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw. Beliau bersabda: “telah ditentukan bagi anak adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah memukul, zina kaki adalah berjalan serta zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya dibuktikan oleh kemaluan”.(HR. Bukhari Muslim)
Dalam hadis lain dari Jabir bin Abdullah ra berkata:
Aku bertanya kepada Rasullullah saw mngenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkan supaya memalingkan pandanganku. (HR. Muslim)
5)      Saling bertanggung jawab
Rasulullah saw bersabda:
“Seorang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan, yang bagian-bagian saling menguatkan satu sama lain”. (HR. Bukhari)

            (Materi Prinsipal)
c.       Larangan dalam bergaul dengan lawan jenis
1)      Berkhalwat
Dalam hal ini melalui Uqbah Ibn Amir, Rasulullah saw bersabda:
“Bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda: janganlah kamu masuk ke kamar-kamar perempuan. Seorang laki-laki Anshar berkata: Ya Rasulullah terangkan padaku bagaimana hukum masuk ke dalam kamar ipar perempuan. Nabi menjawab; ipar itu adalah kematian kebinasaan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Umar bin Khattab bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barang siapa yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin”. (HR. Ahmad)
2)      Melakukan pembauran (ikhtilat) dengan lawan jenis
Allah swt berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji,dan suatu jalan yang buruk”.(QS. Al-Isra (17):32)
3)      Bersolek berlebihan
Dalam hal ini Allah swt berfirman:

وَقَرۡنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ وَأَقِمۡنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعۡنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذۡهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجۡسَ أَهۡلَ ٱلۡبَيۡتِ وَيُطَهِّرَكُمۡ تَطۡهِيرٗا ٣٣
Artinya “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,  hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”. (QS. Al Ahzab (33):33)

       (Materi Prosedural)
3.      ADAB PERGAULAN DENGAN TEMAN SEBAYA
Selaku makhluk sosial, kita tentu tidak akan hidup hanya seorang diri saja. Kita membutuhkan yang namanya teman dalam hidup kita. Namun, dalam mencari teman kita harus selektif dan hati-hati. Tidak semua orang harus kita jadikan teman, dan setelah kita mendapatkannya, kita tidaklah asal-asalan di dalam bergaul dengannya.
a.       Carilah Teman Yang Baik
Dalam mencari teman, carilah teman yang selalu mengingatkan kita dalam kebaikan, yang bisa menuntun kita menuju jalan-Nya.
Karena teman yang baik bisa menjadi syafa’at bagi kita pada hari kiamat kelak.
b.      Etika Berinteraksi
Ketika kita bertemu dengan seorang Muslim hendaklah kita mengucapkan salam walaupun kita tidak mengenalnya, dan berilah senyuman karena senyuman itu sebagian dari ibadah. Dan juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berintraksi dengan teman sebaya, di antaranya :
1)      Menyikapi Teman Sebagai Saudara
Karena umat Muslim itu ibarat satu tubuh, jika ada organ tubuh kita yang tersakiti maka anggota yang lain juga ikut merasakannya. Sebagaimana hendaknya kaum Muslimin, jika saudaranya yang satu iman sedang tersakiti, maka kaum Muslimin yang lainnya akan merasakan sakit tersebut.
Jika teman kita sedang kesulitan maka kita pun harus membantunya, dan selalu menemaninya baik dikala susah maupun senang.
2)      Saling Menghormati dan Menghargai
Kaum Muslimin adalah seluruhnya sama, yang membedakan mereka hanyalah kadar iman dan takwa masing-masing. Namun, antara satu dengan yang lainnya haruslah menciptakan rasa hormat dan saling menghargai antara satu dengan yang lain. Yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda. Jika terdapat perbedaan pendapat antara satu dengan yang lainnya, hendaknya disikapi dengan rasa lapang dada dan saling menghargai pendapat. Sebab satiap orang memiliki pemikiran berbeda-beda. Dan juga tidak semua yang akan menolong kita adalah berasal dari orang-orang yang memiliki kedudukan atau kekayaan. Bisa jadi kita dibantu oleh saudara kita yang miskin dan tidak memiliki pangkat. Sebagaimana sabda Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam,
Artinya : "Tiadalah kamu mendapat pertolongan dan rezeki, kecuali dari orang-orang lemah dari kalangan kamu". (HR. Bukhari)
Dari sini jangan sampai kita meremehkan dan tidak menjunjung kehormatan saudara kita. Sebab sebagaimana yang disebutkan tadi, semua kaum Muslimin itu sama.
3)      Bersikap Amanah (dapat dipercaya) dan Jujur
Apabila teman memberikan amanah terhadap kita,kita harus bisa menjaganya dan berlaku jujur karena kepercayaan mahal harganya. Jika sebuah kepercayaan sudah kita ingkari maka kepercayaan untuk kedua kalinya tidak akan sama.
4)      Berprasangka Baik
Sebagai kaum Muslimin, hendaknya kita mengedepankan perasangka baik terhadap saudara kita. Jangan sampai kita mudah su’u dzan (buruk sangka) terhadap kawan atau saudara kita. Sebab Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
إياكم والظنَّ فإنَّ الظنَّ أكذبُ الحديث   
Artinya : “Jauhilah dari kalian perasangka buruk, sebab perasangka buruk adalah sedusta-dustanya perkataan” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
5)      Niat Untuk Berteman Bukan Untuk Memanfaatkan
Sering kita temui dari banyak teman yang hanya memanfaatkan temannya saja. Padahal tujuan utama dari berteman adalah agar kita mendapatkan tempat tatkala kita sendiri dan sedang mendapat kesulitan.
Lihatlah temanmu disaat kamu sedang tertimpa kesulitan, maka kamu akan tahu mana temanmu yang SEJATI dan mana temanmu yang PENGKHIANAT. Teman sejati akan menemani kita dikala suka maupun duka. Namun, pengkhianat hanya ada janji belaka, tatkala kesukaran terjadi ia akan melupakan janjinya.
·         Mengalah Untuk Memulai Pembicaraan
Hendaknya kita mempersilahkan dia untuk memulai berbicara, sebab kita yang memiliki satu lisan dan dua telinga, menunjukkan agar kita banyak mendengar dan sedikit berbicara.
Namun apabila teman kita pendiam maka hendaklah kita yang memulai pembicaraan tersebut, agar suasana tidak membosankan ( Boring ). Dan agar tetap terjalin kebersamaan.
6)      Saling Bekerjasama, Tolong-menolong, dan Melindungi
Artinya : ”Allah akan slalu menolong hambanya selama hamba itu mau menolong saudaranya... .”(HR. Muslim)

وَ تَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَ التَّقْوَى وَ لاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى الإِثْمِ وَ الْعُدْوَانِ
Artinya : “Saling tolong-menolonglah kamu di dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (Qs. Al-Maidah : 2)
7)      Saling Menasehati
إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya : “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr : 3)
8)      Tidak Mencela dan tidak memanggilnya dengan panggilan yang buruk
Artinya : “... Cukup seseorang dikatakan jahat apabila ia menghina saudaranya yang Muslim, diharamkan bagi setiap Muslim atas Muslim lainnya dari darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim)
Artinya : “Seorang mu’min bukanlah orang yang suka mencela, tidak suka melaknat, tidak berbuat keji dan tidak berkata kotor.” ( HR Ahmad dan At-Tirmidzi )
9)      Tidak menggunjing (menyebarkan aib dan kekurangannya)
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa. Janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lainnya, apakah salah seorang di antara kalian suka memakan bangkai saudaranya yang sudah mati ? Tentu kalian tidak menyukainya. Bertaqwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Hujurot : 12)
10)  Tidak saling mendengki, tidak saling menipu, dan tidak saling membenci

لاَ تَحَاسَدُوْا وَ لاَ تَنَاجَشُوْا وَ لاَ تَبَاغَضُوْا وَ لاَ تَدَابَرُوْا
Artinya : ”Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling menipu, jangan saling membenci dan jangan saling membelakangi!”  (HR. Ahmad dan Muslim)
11)  Tidak saling mendzalimi
Ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam hadits qudsi yang berbunyi,

يَا عِبَادِيْ إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَ جَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا
12)  Jangan Kau Biarkan Ia Selama Tiga Hari

لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ
Artinya  : “Tidak halal bagi seorang Muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Tidak halal bagi seorang Mukmin untuk mendiamkan saudaranya yang mukmin di atas tiga hari, jika telah lewat tiga hari lalu saling bertemu, kemudian salah satunya mengucapkan salam kepadanya. Jika ia menjawabnya maka mereka berdua mendapat pahala, namun jika ia tidak menjawabnya, maka yang Muslim telah lepas dari dosa akibat mendiamkan, dan dosa kembali kepada yang tidak menjawab.” (HR. Al-Baihaqi).
c.       Larangan bergaul dengan teman sebaya
1)        Bermusuhan
Bermusuhan artinya tidak ramah atau tidak bersahabat. Oleh karena itu bermusuhan berarti tindakan tidak bersahabat atau tidak ramah terhadap sesama.
Agama Islam melarang bermusuhan, apalagi dalam waktu yang cukup lama. Rasulullah Saw bersabda:
 “Tidaklah halal bagi seorang muslmi mendiamkan (tidak mengajak bicara) sit van     in yang muslim lebih dari tiga hari. Jika keduanya bertemu, lalu ingin memalingkan muka, dan yang lain pun demikian juga. Dan yang paling baik di antara keduanya adalah yang terlebili dahulu mengucapkan salam”. (HR. Bukhari Muslim)
Tawuran antar pemuda dan pelajar yang kerap terjadi sudah menjadi budaya dan trend yang salah di kalangan remaja. Tawuran dapat menyebabkan perpecahan di kalangan para pelajar dan dapat mengakibatkan korban harta dan jiwa.
Seorang muslim dilarang saling membenci. Sebab Allah Swt telah menjadikan mereka teman dan saudara yang saling menyayangi, bukan saling membenci. Allah
Swt telah mengharamkan permusuhan dan kebencian . Allah Swt berfirman:
 “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran meminum khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilahkamu dari mengerjakan pekerjaan itu”. (QS. Al­Maidah(5): 91).
2)                  Pergaulan Mebas
Pergaulan bebas merupakan salah  satu  akhlak  madzmumah(tercela).  Bebas di sini berarti telah melewati norma-norma yang ada, baik norma agama maupun norma sosial. Pergaulan bebas yang dimaksud adalah berbaurnya kaum lelaki dan perempuan yang bukan muhrim di suatu tempat di mana mereka dapat saling memandang, memberi isyarat, berbicara, bahkan saling bersentuhan dan berlanjut kepada perbuatan negatif yang diharamkan. Pergaulan bebas juga mengakibatkan berkembangnya kebiasaan negatif, seperti berpacaran. Kebiasaan ini banyak terjadi pada remaja dan umumnya mereka tidak mampu mengendalikan hawa nafsu. Perilaku seperti ini bisa terjadi karena budaya menonton film-film yang tidak mendidik yang berasal dari teman sebaya.
Untuk menghindari pergaulan bebas ini tentu dengan mencari teman sebaya yang shaleh. Sebagai pemuda janganlah anda berkata:”Saya tidak akan terpengaruh oleh teman sebaya saya. Saya hanya sekedar bergaul dan tidak akan mengikuti ucapan dan model pergaulannya yang bebas itu”.
Ungkapan di atas adalah ungkapan yang keliru karena al-Quran telah menyatakan pengaruh burk teman serta nabi juga telah bersabda bahwa prilaku teman sangat berpengaruh sekali.
3)                  Melanggar norma-norma
Pergaulan yang tidak beretika terkadang dapat melanggar norma terutama norma agama. Melanggar norma agama berrati melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam agama.. Sedangkan norma masyarakat dan Negara adalah segala peraturan, baik tertulis maupun tidak tertullis yang ada dalam masyarakat atau Negara. Mengenai hal ini Allah Swt berfirman:
 “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang  zalim  menggigit  dua  tangannya,  seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama­sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran   itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia”.(QS. al­Furqan(25):27­29)

Ayat di atas diturunkan berkenaan dengan persahabatan yang terjadi antara Ubay bin Khalaf dan Uqbah bin Abi Mu’ith. Suatu saat Uqbah sedang duduk di sisi Rasulullah Saw mendengarkan sabdanya. Di sisi lain Ubay bin Khalaf memarahinya secara berlebihan karena suatu hal sampai akhirnya Uqbah tidak kuat dengan cacian tersebut dan akhirnya ia keluar dari Islam.
Ayat ini tentunya tidak khusus untuk kasus Uqbah melainkan untuk umum. Dengan demikian hal yang dapat diteladani adalah bahwa persahabatan dapat mempengaruhi prilaku. Andai saja saat itu Ubay tidak memaki sahabatnya, niscaya Uqbah tetap menjadi sahabatnya yang baik.
Oleh karena itu dalam memilih teman harus benar-benar selektif karena yang dimaksud dengan “menggigit tangan” pada ayat di atas maksudnya adalah menyesali perbuatannya karena gegabah dalam mengambil sikap. Sementara yang dimaksud dengan si Fulan adalah setan atau orang yang telah menyesatkannya di dunia, yaitu teman atau sahabat kita.
Diantara perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama, masyarakat dan Negara antara lain :
a)               Berzina
Berzina     adalah     hubungan     suami     istri      yang      tidak      terikat   dengan pernikahan (perkawinan). Di antara akibat buruk berzina adalah berkurangnya iman, hilangnya sikap menjaga diri dari perbutan dosa, memiliki kepribadian buruk dan tidak memiliki rasa cemburu. Berzina dapat menghilangkan rasa malu, padahal dalam Islam rasa malu merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dan ia merupakan sebagian dari iman apalagi bagi seorang perempuan. Perzinahan  juga  menyebabkan  menularnya   penyakit-penyakit   berbahaya  seperti AIDS dan penyakit-penyakit lainnya yang ditularkan melalui hubungan seksual. Dalam Islam perzinahan juga merupakan salah satu dosa besar. Allah Swt berfirman:
“Perempuan yang berzina dan laki­laki yang berzina, Maka deralah tiap­tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang­orang yang beriman”. (QS. al­Nur(24): 2)
b)              Minuman keras
Pergaulan terkadang ditambah dengan hal-hal yang sebenarnya tidak bermanfaat. Banyak hal yang menyebabkan orang melakukan hal-hal yang tidak bermanfaatsepertiberfoya-foyaataumenghabiskanmasamudaspertimengkonsumi minuman keras. Minuman keras haram hukumnya dan meminumnya termasuk salah satu dosa besar juga. Allah swt berfirman:
“Hai orang­orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban   untuk)   berhala,   mengundi   nasib   dengan   panah,   adalah   Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan­perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al­Maidah(5): 90)
Banyak akibat negatif yang timbul dari mengkonsumsi minuman keras di antaranya merusak metabolisme tubuh. Menurut penelitian University of Maryland Medical Center penggunaan alkohol dapat menyebabkan penyakit lever (hati kronis). Minuman keras juga juga dapat mengakibatkan gagal liver. Dari minuman keras, terutama ketika peminumnya mabuk, maka hilanglah akalnya. Di sini seseorang tidak sadar bahwa kemaksiatan lain segera mengikutidi antaranya berkata kotor, tindak kekerasan, pencurian, pemerkosaan dan lain-lain. Dari Amr bin Ash Rasulullah Saw bersabda:

“Khamr itu adalah induk keburukan (ummul khobaits) dan barangsiapa meminumnya maka Allah tidak menerima sholatnya 40 hari. Maka apabila ia mati sedang khamr   itu ada di dalam perutnya maka ia mati dalam keadaan bangkai jahiliyah”. (HR At­ Thabrani dan Ad­Daraquthni)
a)               Narkoba
Narkoba singkatan dari narkotika dan obat-batan terlarang . ada istilah lain yaitu Napza yang beraati napza atau narkotika, psikotropika dan zat Adiktif. Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin menggunakan kembali karena terdapat zat-zat tertentu yang mengakibatkan seseorang cenderung menjadi kecanduan karena secara tidak langsung ia dapat memutuskan syaraf- syaraf dalam otak.
Jika terlalu lama dikonsumi seseorang akan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap narkoba dan lambat laun dapat merusak organ tubuh manusia dan jika penggunaannya sudah melebihi takaran, maka si pengguna akan mensgalami overdosis dan pada akhirnya akan berujung pada kematian. Hukum mengkonsumsi Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan lainnya, yaitu diharamkan. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan atau menurunkan kesadaran
akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan.
 Menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” (QS. Al­A’raf(7): 157)

Mengenai larangan mengkonsumi barang yang memabukkan dari Ummu Salamah Rasulullah Saw bersabda:
“Rasulullah SAW melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah) (HR. Abu Daud)

4.      ADAB PERGAULAN DENGAN LEBIH TUA
(Materi Konseptual)
Sabagai umat Islam kita harus menghormati dan memuliakan orang yang lebih tua dari kita. Karena yang demikian itu merupakan ajaran akhlak Islam yang paling ditekankan sebagai sikap terpuji yang mempunyai nilai kewajiban Ilahi.
Terutama kepada orang yang paling dekat dan yang paling berjasa dengan kita, seperti orang tua kita sendiri, yang telah bersusah payah melahirkan kita, membesarkan dan mengasuh kita sejakkecil hingga dewasa.
Maka prioritas utama kita dahulukan kepada keduanya sebelum kita menghormati dan memuliakan orang lain.
Allah swt. berfirman yang artinya : "Dan Tuhanmu telah mempertahankan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai usia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan keduanya perkataan "AH" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah keduanya perkataan yang baik.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagai mereka berdua telah mendidik aku waktukecil". ( QS. Al-Isra : 23-24 )
Makna yang terkandung dalam ayat tersebut diatas adalah menghendaki kita agar berbuat baik, ramah, berakhlak mulia, bersikap taa't kepada ibu dan bapak. Sikap dan perbuatan menghormati orang yang lebih tua itu kecuali merupakan kewajiban Ilahi, juga memiliki nilai kemanusiaan yang sangat tinggi. Sebab itu merupakan kewajiban Ilahi maka sebagai imbalan kebaikannya, Allah swt. akan memberikan pahala yang besar kepada yang mampu bersikap demikian itu.
Lebih-lebih kesediaan menghormati dan menghargai jasa pendahulu kita yang didasari dengan sikap ikhlas dengan motiv ingin mendapat ridlo Allah, niscaya Allah swt memberikan pertolongan dan perlindungan kepada siapa saja yang bersikap demikian.
Setiap orang muslim harus berlaku hormat terhadap orang-orang muslim yang sudah lanjut usia / orang tua, orang tua yang paling dekat dari kita adalah orang tua kita yaitu ibu bapak. karenanya berlaku sopan, hormat dan memuliakannya adalah merupakan kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar.
Sikap lemah lemah lembut, ramah, dan patuh kepada kedua ibu dan bapak adalah satu bukti bahwa si anak memiliki rasa terima kasih dan sebagai bahwa dia adalah termasuk anak yang saleh / salehah.
            (Materi Prosedural)
a.      Tata cara bergaul dengan orang yang lebih tua
1)      Berlaku Sopan
Orang yang beriman akan menunjukkan perhatian kepada orang yang lebih tua khususnya kepada orang tua yang telah melahirkannya dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat, menanamkan kasih sayang bagi mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan berusaha menyenangkan hati mereka dengan perilaku baik dan bijak.
Demikian pula pergaulan kita dengan guru. Bergaul dengan guru yang umumnya lebih tua dari kita berarti bergaul dengan orang yang berpendidikan atau orang yang berilmu. Apabila berprilaku sopan kepadanya niscaya ia akan senang dan mendoakan sehingga ilmu yang didapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat.
2)      Berkata Santun
Salah satu bentuk sikap santun kepada orang tua atau orang yang lebih tua adalah jangan bersuara lebih keras dari suara mereka, memutus pembicaraan, berbohong, mengejutkan mereka saat sedang tidur atau meremehkan.
3)      Menolak dengan halus prilaku buruk
Dalam hal tertentu mungkin orang tua atau orang yang lebih tua melakukan hal-hal yang kurang sesuai dengan ajaran agama. Orang yang lebih tua yang berprilaku buruk adalah orang yang tidak menanamkan nilai-nilai yang baik sehingga anak atau orang yang lebih muda tidak memberi apresiasi kepadanya.
4)      Menghormati dengan Ikhlas
Termasuk cabang ilmu iman adalah mencintai dan menghormati orang yang lebih tua dari kita. Berbuat baik kepada kedua orang tua harus diupayakan secara maksimal. Jika anak ingin memberikan sesuatu kepada orang tuanya, maka berikanlah yang terbaik sebab yang terbaik saja belum tentu seimbang dengan jerih payah dan pengorbanan keduanya.
5)      Mendahulukan orang yang lebih tua
Mendahulukan orang lain apalagi kepada orang lain apa lagi kepada orang yang lebih tua dalam hal-hal duniawi sangat dianjurkan oleh agama. Tidak mendahului yang dimaksud di sini ialah mengutamakan dan memberi kesempatan kepada mereka terlebih dahulu.


            (Materi Prinsipal)
b.      Larangan bergaul dengan orang yang lebih tua
1)      Melawan atau durhaka
Durhaka berarti tidak setia atau berkhianat. Kebalikannya adalah berbuat baik kepada kedua orang tua. Kepatuhan anak kepada kedua orang tuanya ada pada segala hal yang diperintahkan olehnya. Siapa saja yang durhaka kepada kedua orang tuanya, maka Allah SWT akan melaknat dan mengharamkan surge baginya.
2)      Arogan
Arogan dalam kamus bahasa Indonesia berarti sombong, congkak, angkuh, mempunyai perasaan atau superioritas yang dimanifestasikan dalam sikap suka memaksa atau pongah. Sikap arogan merupakan kesombongan diri terhadap orang lain karena seseorang merasa memiliki kelebihan dalam hal kekayaan, kepandaian, ketampanan, kecantikan, kekuatan fisik yang semata-mata untuk menutupi kelemahannya.

F.       Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1.      Pendekatan                  : Scientifik
2.      Strategi                        : Information search
3.      Metode                        : Tanya jawab, Diskusi

G.      Media dan Alat Pembelajaran
1.      Media                          : Visual
2.      Alat                             : Hand Out, Power Point, Laptop, LCD Proyektor.

H.      Sumber Belajar
1.      Buku Siswa Akidah Akhlaq Madrasah Aliyah Kelas XII 2015, Jakarta Kementrian Agama Republik Indonesia
2.      Etika Membangun Masyarakat Islam Modern, Srijani DKK, Yogyakarta: Graha Ilmu
3.      Kumpulan Adab Islam, Fuad bin Abdil Aziz asy-Syalhub. Bogor: Griya Ilmu

I.       Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No
Kegiatan
Wkt
1.
Awal
a.       Orientasi
-       Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
-       Menyapa dan memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
b.       Motivasi Awal
-          Memberikan motivasi awal kepada peserta didik bertujuan ubtuk membangkitkan semangat peserta didik, agar semangat dalam menuntut ilmu, karena Allah menjanjikan akan menaikkan derajat bagi orang yang berilmu.
c.       Tujuan
-       Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik
d.       Apersepsi Dan Pre Tes
-        Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan tema  Adab Pergaulan dalam Islam
  e.     Skenario Pembelajaran
-          Guru menyampaikan cakupan materi yang akan disampaikan yang akan disampaikan pada pertemuan ini.

10 menit
2.
Kegiatan Inti
a.      Mengamati
-          Peserta didik mengamati soal terkait dengan adab pergaulan dalam islam yang disajikan oleh guru.
b.      Menanya
-       Peserta didik Mengajukan pertanyaan terkait dengan kejelasan soal tentang adab pergaulan dalam islam.
-       Peserta didik menanya terkait dengan kejelasan soal tentang adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.
c.       Menalar
-          Secara berkelompok berdiskusi terkait dengan adab pergaulan dalam Islam .
-          Secara berkelompok atau perorangan mencari informasi terkait dengan adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.
d.      Mencoba
-          Peserta didik meninjau kembali jawaban peserta didik terkait pertanyaan tentang adab pergaulan dalam Islam dengan bimbingan guru.
-          Peserta didik mengembangkan jawaban perihal adab bergaul dengan orang yang sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.
e.       Komonikasi
-          Peserta didik mencatat/ memperbaiki jawaban untun kemudian dilaporkan secara tertulis.
70 menit
3.
Penutup
a.     Kesimpulan
-       Guru dan peserta didik secara bersama-sama menyimpulkan materi yang baru saja dipelajari tentang penjelasan pergaulan dalam islam.
b.     Evaluasi Dan Post test
-       Memberikan post test kepada peserta didik dengan memberikan pertanyaan secara lisan.
1)      Sebutkan pengertian teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.!
2)      Bagaimanakah cara bergaul yang baik dengan teman sebaya?
3)      Bagaimanakah cara bergaul dengan orang yang lebih muda?
4)      Hal-hal apa sajakah yang dilarang dalam pergaulan dengan orang yang lebih tua?
5)      Bagaimana cara bergaul yang baik dengan lawan jenis ?
c.    Refleksi
-          Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya;
-       .
d.    Tindak Lanjut
-       Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas mandiri tidak terstruktur/ pekerjssn rumah yang berkaitan dengan materi
-       Menyampaikan rencana pembelajaran pada per­temuan berikutnya.
e.    Motivasi Akhir
-       Guru memberikan motivasi akhir pada peserta didik
f.      Do’a Dan Salam
-       Mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucap salam.

10 menit

Penilaian Proses dan Hasi Belajar
J.        Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan dengan diskusi kelompok
No
Aspek yang dinilai
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
Instrumen Penilaian
1
2
3
4

Disiplin
Tanggung Jawab
Kerja sama
Saling menghormati perbedaan pendapat
Pengamatan
Proses                  
Lembar Pengamatan




K.      Penilaian Post Test
Indikator Pencapaian Kompetensi/ Tujuan Pembelajaran
Jenis Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
Skor
1.      Menjelaskan pengertian teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis

Uraian
Tes Lisan
1.      Sebutkan pengertian teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.!

20
2.      Menjelaskan adab bergaul dengan teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.


2.      Bagaimanakah cara bergaul yang baik dengan teman sebaya?
3.      Bagaimanakah cara bergaul dengan orang yang lebih muda?
4.      Bagaimana cara bergaul yang baik dengan lawan jenis ?
20


20


20

3.      Menjelaskan larangan dalam bergaul dengan teman sebaya,yang lebih tua, yang lebih muda dan lawan jenis.



5.      Hal-hal apa sajakah yang dilarang dalam pergaulan dengan orang yang lebih tua?

20
Jumlah
100

Kunci Jawaban
1.      Orang yg dalam bahasa Indonesia pemuda berarti orang yang belum sampai setengah umur dan merupakan lawan kata tua. Orang yang lebih muda yang dimaksud disini adalah anak kecil atau remaja dan para pemuda.
Orang yg lebih tua berarti orang yang belum sampai umur kedewasaan dan merupakan lawan kata muda. Orang yang lebih tua yang dimaksud disini orang tua biologis, guru maupun orang yg memiliki umur yang lebih tua dari kita.
Lawan jenis berarti lawan dari jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan untuk berpasang-pasangan.
Teman sebaya iyalah teman dalam hidup kita, yang memiliki umur maupun status social yang sama dan setingkat
2.      Tata Cara Bergaul dengan teman sebaya
a)      Menyikapi Teman Sebagai Saudara
b)      Saling Menghormati dan Menghargai
c)      Bersikap Amanah (dapat dipercaya) dan Jujur
d)     Berprasangka Baik
e)      Niat Untuk Berteman Bukan Untuk Memanfaatkan
f)       Saling Bekerjasama, Tolong-menolong, dan Melindungi
g)      Saling Menasehati
h)      Tidak Mencela dan tidak memanggilnya dengan panggilan yang buruk
i)        Tidak menggunjing (menyebarkan aib dan kekurangannya)
j)        Tidak saling mendengki, tidak saling menipu, dan tidak saling membenci
k)      Tidak saling mendzalimi
l)        Jangan Kau Biarkan Ia Selama Tiga Hari
3.      Tata Cara Bergaul dengan Orang Lebih Muda
a)      Memberi nasehat dengan bijak
b)      Mempererat Persaudaraan
c)      Memberi perhatian dan kasih sayang
d)     Memberi teladan yang baik
e)      Melakukan pembinaan dengan baik
f)       Memberikan penghargaan atas capaian prestasi
4.      Tata cara bergaul dengan lawan jenis
a)      Berteman semata-mata karena Allah
b)      Menutup Aurat
c)      Menjaga Kemaluang
d)     Menundukan Pandangan
e)      Saling bertanggung jawab.
5.      Larangan bergaul dengan orang yang lebih tua
a)      Melawan atau Durhaka
b)      Arogan

Tugas Terstruktur

Nama                               :
Kelas                                :
Mata Pelajaran               :
Waktu                             : 45 menit

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
1.      Bagaimana bergaul yang baik dengan orang tua?
2.      Apa saja larangan bergaul dengan lawan jenis?
Jawab
1.      Tata cara bergaul yang baik dengan orang tua
a.       Berlaku Sopan
b.      Berkata Santun
c.       Menolak dengan halus prilaku buruk
d.      Menghormati dengan Ikhlas
e.       Mendahulukan orang yang lebih tua
2.      Larangan bergaul dengan lawan jenis
a.       Berkhalwat
b.      Melakukan pembauran (ikhtilat) dengan lawan jenis
c.       Bersolek berlebihan


Mengetahui,
Pamong MAS Islamiyah


...............................................

......................, ......................................

Mahapeserta didik PPL IAIN Pontianak 2018


.................................................

Lampiran-lampiran
Lampiran 1: Tugas Kelompok

Tugas Kelompok

Nama Kelompok         :
Kelas                           :
Mata Pelajaran            :
Alokasi Waktu            :


Setiap Kelompok mengerjakan 1 soal/pertanyaan

Lampiran 2: Instrumen Penilaian Tugas Kelompok


Kelompok
Anggota
Skor Penilaian
Jumlah
Kerapian
Kesesuaian
kedisiplinan
Kekompakan
1

25
25
25
25
100






2